Sabtu, 01 November 2008
Musik MP3 dalam Tata Suara Stereo
MEMAINKAN ulang suara musik MP3 tidak akan kalah menariknya dengan memperdengarkan musik melalui rekaman CD jika dilengkapi dengan perangkat yang memadai. Bahkan, bisa menjadi sarana yang murah meriah, namun bisa memperlihatkan kualitas yang mengagumkan.
Kualitas suara MP3 bahkan boleh dikatakan sama dengan CD mengingat berkas musik MP3 kebanyakan diambil atau diubah dari musik CD. Berkas musik terkompresi ini hanya menghilangkan suara-suara yang tidak dibutuhkan, seperti suara yang tidak bisa didengarkan oleh telinga manusia yang terekam dalam CD.
Dengan demikian, jika dalam CD biasa hanya mampu merekam sampai maksimal sekitar 20 lagu, dalam berkas MP3 bisa direkam sampai ratusan lagu. Jadi dengan memperdengarkan musik MP3, tidak dibutuhkan lagi perangkat seperti CD changer, yang bisa menyimpan puluhan hingga ratusan CD.
Berkas MP3 selain bisa didapatkan dalam sebuah CD-ROM bahkan juga bisa dibeli langsung melalui sarana penjualan online. Pilihan terakhir ini banyak dilakukan di negara-negara maju, biasanya untuk konsumsi perangkat pemutar musik digital seperti iPod atau bahkan belakangan mulai berkembang pada perangkat seperti ponsel serupa seperti men-download ringtone.
Jika diperdengarkan secara langsung seperti dengan menggunakan walkman, tidak kalah merdunya dengan musik melalui walkman dengan kaset atau bahkan walkman CD biasa. Bahkan, kebanyakan perangkat CD walkman sekarang juga sudah bisa membaca berkas MP3, hanya besarnya perangkat pemutar CD portabel itu masih tetap membebani pemakainya.
Konsep mendengarkan musik walkman sekarang sudah diperbarui dengan menggunakan pemain ulang berupa kartu memori yang jauh lebih ringan dari ponsel. Selain sebagai alat memainkan musik MP3, kartu memori 128 Megabit (MB) yang harganya sekitar Rp 400.000 itu dilengkapi dengan kemampuan merekam suara dan dibenamkan penerima radio FM.
Kartu memori memang merupakan sarana yang sangat ringkas, tetapi harganya sampai saat ini masih dirasakan mahal. Bahkan beberapa perangkat sangat ringan ini di antaranya disediakan selot khusus untuk menambah kapasitas memori yang di antaranya bisa sampai 1 Gigabit (GB), yang harganya (tanpa kartu tambahan) bisa mencapai sekitar Rp 1 juta.
Kemampuan seperti ini tampaknya akan direbut perangkat ponsel, yang selain bisa mendengarkan radio FM juga musik MP3 dalam memori tambahan. Seperti Sony Ericsson yang dalam waktu dekat ini akan meluncurkan seri ponsel walkman W800i, sementara Nokia akhir tahun ini dengan ponsel musik N91, yang akan dilengkapi dengan harddisk 4 GB.
Nokia bahkan juga melengkapi ponselnya dengan perangkat noise canceling untuk mereduksi suara bising yang masuk ke ponsel. Dalam versi prototipe yang sudah ada hasilnya sangat mengesankan dan tampaknya ponsel ini akan bersaing dengan produk ponsel walkman, termasuk yang tengah dikembangkan Motorola yang bekerja sama dengan Apple yang memproduksi iPod.
SEMUA perangkat untuk memainkan ulang musik MP3 ini bisa menjadi sumber atau media memainkan musik, seperti pada perangkat musik yang biasa ditemukan. Sistem suara yang diperdengarkan selama ini dengan mudah bisa memanfaatkannya, bahkan jika dilengkapi dengan sarana memadai akan mampu memperdengarkan musik yang luar biasa indahnya.
Beberapa perangkat sistem suara yang dikenal kebanyakan dengan sistem analog bisa dengan baik memainkan peran memoles kekurangan yang dihasilkan pada perangkat mungil. Termasuk di antara musik yang dihasilkan melalui komputer PC, di mana peranti lunak juga menyediakan perangkat pengatur nada.
Sistem yang dibangun melalui peranti lunak biasanya memang belum bisa secara maksimal menghasilkan musik stereo. Tambahan perangkat keras yang biasa digunakan dalam sound system mampu menghasilkan suara yang mengagumkan, termasuk yang selama ini apriori dengan musik MP3 pun tidak akan menyangka.
Pada prinsipnya perangkat keras yang digunakan akan memperkuat sinyal-sinyal lemah, terutama untuk frekuensi suara tinggi (treble) dan suara yang sangat rendah (bas).
Jika kedua perangkat itu bisa dipenuhi, hasil reproduksi suara tinggal menggantungkan pada amplifier dan kualitas tata suara speaker yang tersedia.
Hal itu di samping kualitas rekaman musik yang menghasilkan musik MP3 itu tentunya. Jika rekaman MP3 diambil dari media rekam kaset, jelas akan sangat menurunkan kualitasnya atau dari rekaman CD yang rekamannya tidak memerhatikan harmonisasi antaralat musik dan vokal jelas akan merusak komposisi, termasuk cara mentransfer ke berkas MP3 yang sembarangan.
Hal terakhir ini yang menyebabkan buruknya kualitas berkas musik yang direkam dalam CD-ROM. Apalagi kalau perekaman dilakukan secara ilegal, maka akan membuat kualitas tidak terkontrol dan upaya pengaturan melalui equalizer sering tidak membawa manfaat.
Hasil rekaman CD-ROM yang bagus biasanya untuk musik-musik barat, kemungkinan karena sistem rekaman awalnya sangat diperhatikan dengan baik. Dengan demikian, harmonisasi bisa terjalin dengan baik dan rekaman baru juga membuahkan hasil yang lebih baik karena sudah mempergunakan perangkat modern yang mampu mengeliminasi desah-desah yang tidak dibutuhkan secara maksimal.
DALAM percobaan ini Kompas mempergunakan perangkat-perangkat analog, mulai dari mixer, equalizer, amplifier, dan satu set speaker. Pemilihan perangkat analog lebih karena ketersediaan di pasaran yang masih sangat luas dan beragam, selain perangkat digital sangat jarang dan biasanya harus diperoleh dengan harga mahal.
Selain untuk kebutuhan musik pada perangkat komputer, juga satu set home theater untuk kebutuhan rumah. Sebagai sarana hiburan ketika sedang bekerja dengan komputer memang hanya dibutuhkan sepasang speaker stereo dan terlalu berlebihanlah apabila menggunakan sistem suara minimal 5.1 yang digunakan untuk tata suara bioskop rumah.
Perangkat mixer yang ada di pasaran sangat beragam, mulai dari buatan lokal sampai barang impor. Saat ini di pasaran banyak produk terkenal, seperti Behringer dari Jerman yang sudah diproduksi di China, sehingga harganya pun sudah lebih ringan.
Pilihan utama pada mixer yang ringkas, bukan yang ukuran besar dengan banyak saluran. Untuk pelengkap PC bisa dengan Behringer UB502 yang paling kecil dan mungil dengan hanya empat saluran input atau UB802 dengan lima line input. Atau bahkan beberapa versi di atasnya yang tidak terlalu besar dan sudah memiliki kelengkapan seperti pembungkam feedback untuk mikrofon dan fasilitas gema digital.
Tujuan utama adalah untuk meningkatkan daya keluaran dari pemain ulang, bisa kartu memori atau komputer maupun perangkat elektronik lainnya. Untuk kebutuhan rumah bisa ditambahkan VCD dan DVD player, radio FM, audio pada televisi, mikrofon (bisa yang tanpa kabel), maupun musik dari satelit.
Tugas mixer sebagai pencampur berbagai input sumber musik masih tetap berlaku. Selain penguat daya, juga fungsi lain, yaitu untuk pengaturan nada pada tahap awal, di mana hanya ada tiga pengaturan, treble, tengah, dan bas.
Sebelum diumpankan ke input amplifier terlebih dahulu dilewatkan ke pengatur nada atau equalizer. Banyak produk luar yang beredar di pasar Indonesia. Untuk Behringer bisa dengan Ultragraph Pro FBQ3100 yang mudah ditemukan di pasaran meski ada versi yang lebih tinggi seperti FBQ6200 atau bahkan versi digitalnya.
Untuk kebutuhan PC, aliran sinyal musik dari komputer atau perangkat lain setelah melewati mixer dan equalizer output-nya langsung diumpankan ke input amplifier. Dalam hal ini pada system speaker aktif, di mana biasanya salah satu speaker dilengkapi dengan sarana amplifier atau penguat akhir.
Seperti perangkat Creative I-Trigue L3500 yang memiliki sepasang speaker dan subwoofer. Dalam hal ini subwoofer bertindak sebagai amplifier, selain juga memiliki pengatur nada bas dan treble. Pemakaian jenis perangkat ini tidak mutlak, bisa dengan merek lain, tetapi yang perlu diperhatikan adalah kemampuan maksimal (dalam ukuran Watt RMS dan bukan PMPO) di atas 100 Watt RMS.
Kelemahan pada sistem speaker Creative ini terutama untuk menangani nada suara tengah. Jika ada reproduksi suara yang tidak sempurna karena cacat pada suara tengah, akan sangat mengganggu.
Untuk kebutuhan rumah jenis amplifier yang dibutuhkan bisa berupa A/V receiver (penerima audio/visual) yang sekaligus bisa bertindak sebagai organizer untuk perangkat-perangkat pemain ulang elektronik. Sebagian perangkat sumber audio tidak dijejalkan pada mixer supaya tidak terkesan ruwet.
Misalnya, dengan penerima A/V dari produk Harman Kardon AVR-7000 (sekarang banyak muncul versi terbarunya) memungkinkan setting equalizer pada perangkat penerima A/V ini. Tidak harus berurutan seperti untuk kebutuhan komputer dan semua output suara bisa diatur dengan equalizer.
Bisa dengan satu set speaker satelit atau bahkan juga speaker-speaker besar. Penambahan subwoofer akan semakin menyempurnakan reproduksi suara untuk frekuensi sangat rendah. Kesempurnaan reproduksi suara akan berakhir pada kualitas speaker dan pengaturan nada akan semakin menyempurnakan, bahkan memperbaiki kekurangan yang ada.
Persoalan yang kemudian menyulitkan pemasangan adalah pada hubungan kabel antarperangkat sekalipun sudah ada petunjuk teknisnya. Pengalaman dan pengetahuan teknis tentang sistem elektronik akan sangat membantu meski bisa meminta bantuan dari penjual perangkat di atas. (AWE)
Copyright © 2002 Harian KOMPAS
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar
Silakan dikomentari